Berhati-hatilah, Punya Banyak Tahi Lalat Bisa Menimbulkan Kanker Melanoma

 Punya Banyak Tahi Lalat Bisa Menimbulkan Kanker Melanoma
Berhati-hatilah jika kamu mempunyai banyak tahi lalat karena bisa menimbulkan kanker melanoma. Melanoma ini bentuknya tidak beraturan dan bisa lebih terdiri dari satu warna. Tahi lalat yang terserang melanoma menimbulkan rasa gatal sampai pendarahan. Orang yang beresiko kena kanker melanoma salah satunya punya lebih dari 50 tahi lalat ditubuhnya.

Kanker Melanoma adalah termasuk jenis kanker paling umum ke-19 di dunia. Kanker Melanoma menyerang kulit dan dapat menyebar sampai organ dalam tubuh. Sel kanker melanoma berkembang pada sel melanosit yang menghasilkan melanin dan pigmen yang memberi warna pada kulit. Kanker Melanoma bisa terjadi di seluruh tubuh, tapi beberapa bagian tubuh yang sering kena itu mulai dari wajah, tangan, punggung sampai kaki. Kanker kulit ini termasuk jenis yang berbahaya, dapat menyebar sampai organ tubuh lain dan dapat menyebabkan kematian.


Ada sekitar 200.000 kasus baru melanoma di dunia. Negara dengan kasus melanoma tertinggi itu ada di New Zealand dan Australia, sedangkan kalau di negara asia umumnya kasusnya lebih rendah. Kalau di Indonesia sendiri menurut WHO, ada sekitar 3300 kasus melanoma baru tiap tahunnya. Walaupun terbilang jarang, tapi kanker kulit jenis ini bisa sangat fatal kalau nggak segera ditangani dan didiagnosis sejak awal.

Kanker Melanoma bisa terjadi karena sel melanosit yang memproduksi pigmen untuk warna kulit tidak bekerja secara normal. Biasanya sel kulit berkembang dengan teratur dan dapat dikontrol tetapi saat beberapa sel mengalami kerusakan DNA maka pertumbuhannya menjadi tidak terkendali dan menimbulkan sel kanker. Sinar matahari memang mempengaruhi kesehatan kulit,oleh karena itu pada kebanyakan kasus, kanker melanoma sering diduga timbul karena paparan sinar matahari. Tapi sebenarnya tidak semua kasus melanoma itu karena pengaruh matahari karena sel kanker ini tidak jarang muncul dibagian kulit yang jarang terpapar sinar matahari.

Gejala kanker kulit melanoma itu sering ditandai dengan muncul tahi lalat baru atau perubahan bentuk tahi lalat yang sudah ada. Untuk membedakan antara tahi lalat normal dengan Melanoma, ada rumusnya yaitu Rumus ABCDE. Rumus ABCDE sering digunakan untuk mengetahui ciri fisik melanoma. Rumus ABCD itu dimulai dari A (Asimetris) : Melanoma punya bentuk yang nggak beraturan dan nggak bisa dibagi dua sama rata, B (Border) : Melanoma punya pinggiran yang nggak rata dan kasar, beda sama tahi lalat normal. C (Colour) : Melanoma itu biasanya campuran dua atau tiga warna, D (Diameter): Melanoma berdiameter lebih besar dari 6mm dan berbeda dengan tahi lalat biasa. E (Enlargement/Evolution): Tahi lalat yang berubah bentuk dan ukuran setelah beberapa lama bakal jadi melanoma.

Tidak hanya di kulit, melanoma juga bisa muncul di bawah kuku atau istilahnya Melanoma Subungual. Melanoma jenis ini adalah jenis yang langka dan mempengaruhi tangan dan kaki. Gejala awal dari Melanoma Subungual adalah terjadi perubahan warna di area kuku menjadi cokelat atau hitam. Orang yang pada dasarnya memiliki pigmen kulit gelap atau hitam sangat rentan terkena Melanoma Subungual. Melanoma juga dapat timbul di mulut, saluran pencernaan, kerongkongan, anus atau vagina. Melanoma yang muncul pada bagian-bagian tubuh tersebut tadi dinamakan Melanoma Mukosa, penyebabnya adalah sel kanker berkembang di selaput lendir yang melapisi organ hidung, mulut, kerongkongan, anus, saluran kemih sampai vagina. Tidak hanya sampai disitu, kanker melanoma juga bisa muncul pada mata dan disebut Melanoma Okular. Biasanya melanoma okular muncul di bagian uvea yaitu lapisan bagian bawah dari putih mata (Sclera). Melanoma yang muncul di mata tentunya sangat mempengaruhi fungsi penglihatan.


Berikut ini adalah penanganan Kanker Melonoma yang dikutip dari radarpekalongan.com :

1. Kanker Melanoma Stadium 1, Dokter Akan Mengangkat Sel kanker.
Untuk penanganan melanoma stadium 1, dokter bedah plastik akan mengangkat sel melanoma dan sebagian kecil kulit disekitarnya. Terkadang dalam beberapa kasus, dibutuhkan juga proses pembedahan sampai pembiusan total. Umumnya pembedahan untuk melanoma stadium 1 ini dilakukan dengan cara pembiusan lokal, artinya pasien masih sadar karena yang dibius hanya area yang akan dioperasi saja. Kalau operasi pembedahan meninggalkan bekas luka yang mencolok, pasien dapat memilih operasi gabungan pencakokan kulit. Pencangkokan kulit ini artinya mengambil sebagian kulit dari bagian tubuh lain dan ditempelkan di daerah yang dioperasi. Jika masih stadium 1, kemungkinan melanoma kembali lagi setelah operasi itu sangat kecil, oleh karena itu setelah operasi biasanya tidak perlu penanganan lanjutan.

2. Kanker Melanoma stadium 2 dan 3, jika sudah menyebar ke Nodus Limfa diperlukan Operasi Pengangkatan Lanjutan.
Sebenarnya penanganan melanoma stadium 2 dan 3 itu sama seperti stadium 1 yaitu dengan mengangkat daerah yang terinfeksi dan operasi pencangkokan kulit jika diperlukan. Tetapi jika melanoma sudah menyebar sampai pada bagian nodus limfa terdekat maka dibutuhkan sebuah operasi pengangkatan lanjutan. Biasanya pasien akan dibius total terlebih dahulu untuk menjalankan prosedur ini. Dampak dari proses pengangkatan nodus limfa, pasien berisiko mengalami gangguan sistem limfatik atau penimbunan cairan di tubuh. Oleh karena itu setelah operasi pengangkatan Nodus Limfa, pasien disarankan untuk tetap konsultasi sama dokter selama proses pemulihan dan mewaspadai tanda melanoma kembali lagi.

3. Stadium 4, tahap terakhir yang terparah dan tidak dapat disembuhkan.
Melanoma stadium 4 ini terbagi jadi dua. Yang pertama melanoma sudah menyebar ke seluruh tubuh (Metastasis) saat pertama kali didiagnosis dan yang kedua melanoma muncul lagi pada bagian tubuh yang lain setelah pengobatan sebelumnya. Pada dua kondisi ini, pasien kemungkinan besar sudah tidak bisa disembuhkan. Penanganan yang bisa dilakukan oleh dokter hanya untuk memperlambat penyebaran kanker, mengurangi gejala yang dialami dan memperpanjang masa hidup penderita. Dokter mungkin akan mempertimbangkan operasi pembedahan jika melanoma yang muncul jauh dari tempat melanoma pertama muncul. Sementara untuk mengurangi efek dari gejala yang terjadi, penanganan yang bisa dilakukan hanya radioterapi dan minum obat. Kalau sudah ditaraf stadium ini, perawatan dan pengobatan dapat menimbulkan efek samping dan mempengaruhi kualitas hidup pasien. Apalagi kalau hasil perawatan tidak bisa memperpanjang umur atau menimbulkan gejala yang membuat perasaan tidak nyaman, pasien dapat menolak melakukan semua perawatan kanker yang ada. Kalau memutuskan tidak mau lagi menerima perawatan, dokter dapat memberikan perawatan paliatif atau memberi obat pereda sakit dan perawat khusus jika pasien membutuhkan. 
(dee)

Sumber : www.wom.my